Jumat, 11 Desember 2015



PERMASALAHAN INTERNAL DAN EKSTERNAL DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA DAN MENULIS
Muhammad syukron maghfuri / 13410028 / 5A
Membaca merupakan kegiatan yang harus dilakuan oleh siswa dalam menggali informasi-informasi, mempelajari pengetahuan, dan memperkaya pengalaman, mempertinggi daya pikir, mempertajam penalaran, untuk kemajuan dan peningkatan diri, mengembangkan wawasan dan mempelajari sesuatu. Oleh sebab itu, siswa  yang belum atau membaca dengan baik, akan mengalami kesulitan dalam mengikuti pemeblajaran suatu pelajaran.
Menulis adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa untuk menuangkan pikiran dan ide-ide ke dalam suatu tulisan yang terbentuk menjadi sebuah gagasan. Kegiatan menulis bukan hanya menyalin bentuk tulisan atau keterampilan menggerakkan alat tulis, melainkan bagaiman seorang penulis memvisualisasikan atau mengekspresikan apa yang ia lihat.
Kegiatan membaca dan menulis adalah kegiatan yang harus dipenuhi oleh siswa selain menyimak dan berbicara, namun pada kenyataanya siswa kurang menyadari betapa pentingnya dua hal tersebut dalam kehidupan siswa di sekolah. Padahal kegiatan membaca dan menulis oleh siswa itu secara tidak disadari telah dilakukan setiap hari oleh siswa itu sendiri, seperti, membaca berita-berita di sosial media dan menulis-menulis status di sosial media. Ada dua faktor yang melatar belakangi permasalahan siwa dalam membaca dan menulis yaitu, factor internal dan eksternal.
Factor internal
Faktor internal ini adalah faktor dari dalam diri siswa tersebut yang menjadikan siswa menjadi malas dalam hal membaca dan menulis. Factor kesadaran diri oleh siswa sangat berpengaruh di dalamnya, sebab siswa terkadang kurang sadar pentingya akan manfaat membaca dan menulis bagi dirinya sendiri. Factor kesadaran diri ini tidak serta merta timbul dari dalam diri siswa, namun harus dibangun siswa dari tingkat dasar dan dibudayakan agar siswa itu paham mengapa harus membaca dan menulis.
Faktor motivasi atau pemberian dorongan terhadap siswa agar membudayakan kegiatan membaca dan menulis, dalam factor ini yang paling berperan untuk mendorong siswa agar membudayakan kegiatan membaca dan menulis adalah guru, karena terkadang orang tua jarang yang memperhatikan seorang anak untuk mendorong melakukan hal tersebut. Guru dalam hal memotivasi siswa harus kreatif dan inovatif agar seorang siswa itu tidak jenuh dan bosan lebih-lebih malah mengabaikan perintah dari guru tersebut, guru bias memberikan tugas untuk membaca artikel yang menarik yang sekiranya siswa menyukainya lalu menyuruh menuliskan rangkuman arikel tersebut. Atau apapun bacaan yang pas agar siswa tidak merasa jenuh.
Factor minat dan bakat. Banyak siswa siswa yang menganggap dirinya tidak berbakat dalam hal membaca dan menulis, banyak alas an yang mengatakan bahwa membaca itu membosankan, membaca itu membuang waktu. Mereka lebih suka menyimak suatu informasi karena itu lebih simple dan efisien dari pada membaca dan menulis. Oleh karena itu seorang siswa menganggap dirinya tidak berminat dalam hal membaca dan menulis. Namun tanpa mereka sadari kompetensi membaca dan menulis akan sangat berguna bagi dirinya sendiri ketika di perguruan tinggi saat pembuatan skripsi.
Factor ketidakpercayaan diri siswa juga sangat berpengaruh mengapa siswa itu malas untuk membaca dan menulis, ketika guru memberikan tugas untuk mebaca suatu novel yang sangat tebal atau memiliki 500 halaman dan harus diselesaikan 3 hari menjadikan mental siswa menjadi tidak percaya diri apakah saya (siswa) mampu menyelesaikan tugas membaca novel yang sedemikian tebalnya bisa selesai. Nah sebab itu siswa menjadi malas membaca dan memilih untuk tidak membaca karena dia tidak percaya pada kemampuanya.
Factor eksternal
Factor eksternal adalah factor dari luar diri seorang siswa yang mempengaruhi siswa menjadi malas untuk melakukan kegiatan membaca menulis. Ada beberapa factor dari luar yang sangat berpengaruh bagi siswa yang menjadikan ia malas.
Factor ekonomi adalah factor yang paling utama berpengaruh dalam permasalahan siswa membaca dan menulis, banyak seorang siswa yang mengeluh akibat factor ini ini karena ekonomi berhubungan sarana prasarana ataupun fasilitas yang disediakan oleh orang tua untuk anak. Ketiadaan buku yang menunjang belajar seorang siswa menjadikan siswa kurang maksimal dalam melakukan kegiatan membaca dan ketiadaan sarana untuk menuangkan ide-ide misalnya laptop, menjadikan siswa kurang maksimal dalam hal menulis. Karena jika seorang siswa menpunya bakat menulis yang sangat baik, jika ketiadaan sarana laptop maka bukan tidak mungkin menjadikan kemampuan seorang siswa tidak tersalurkan.
faktor teman, faktor dalam memilih teman bermain setiap hari sangat berperan dalam hal ini lebih-lebih dalam kelangsungan pendidikanya. Jika seorang siswa dengan teman salah maka bukan tidak mungkin seorang siswa akan ikut teman tersebut, dan terkesan mengabaikan urusan sekolah seperti membaca buku dan menulis. Sebab kehidupan remaja sangat ditentukan oleh pemilihan teman bermain. Namun semua itu kembali pada diri seorang siswa, apakah ia tetap pada pendirianya untuk tetap memikirkan pendidikan seperti hal membaca dan menulis ataupun meninggalkan kegiatan tersebut dan “sekolah hanya formalitas”.
Faktor keluarga, seharusnya keluarga atau orang tua harus mampu mendorong ataupun memotivasi seorang anak agar giat melakukan kegiatan membaca dan menulis karena orang tua adalah guru kedua setelah di sekolah. Orang tua bisa saja menyuruh anak untuk membudayakan membaca Koran agar wawasan sang anak luas dan anak bisa tahu apa yang terjadi di luar. Tidak hanya sampai disitu orang tua juga bisa menyuruh sang anak untuk merangkum setiap mata pelajaran agar memudahkan sang anak dalam belajar, oleh karena itu dalam seluruh kegiatan anak orang tua harus tetap mengontrol agar tidak malas dan acuh tak acuh khususnya pada kegiatan membaca dan menulis.
             Dari semua faktor-faktor diatas yang menjadi dasar agar seorang siswa/anak tidak malas dalam melakukan kegiatan membaca dan menulis adalah timbul dari dalam diri siswa itu sendiri, namun guru dan orang tua tidak boleh lepas begitu saja terhadap anak, karena terkadang anak juga harus dipaksa untuk melakukan suatu hal agar menjadi budaya dan kebiasaan.
Untuk menumbuhkan budaya dan kebiasaan anak atau siswa guru dan orang tua tidak serta merta ingin secara instan harus dilakukan, namun pelan-pelan dan selalu bersabar, karena kejiwaan anak juga harus dipehatikan. Misalnya guru member tugas tentang membaca dan menulis secara berkala tidak secara terus menerus agar siswa membaca dan menulis, namun guru juga memakai cara yang kreatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar